Kamis, 22 Januari 2015

Naskah Drama 7 orang tentang Persahabatan



MEMBUAT NASKAH DRAMA
Tema                           : Persahabatan
Judul                           : Sahabat Sejati
Tokoh                         :           1. Lily                                      5. Syifia
                                                2. Chika                                  6. Pak Aji                               
                                                3. Pak Randy                          7. Rahman
                                                4. Dinda
Di perankan oleh       :           1. Nurul Alifah Anshari sebagai “ Lily “
                                                2. Hardiyanti Mulyani Putri sebagai “ Chika “
                                                3. Muh. Ainul Fajar sebagai “ Pak Randy “
                                                4. Nurul Fitriah Wahid sebagai “ Dinda “
                                                5. Sanriani sebagai “ Syifia “
                                                6. Rodi Al-Mardi sebagai “ Pak Aji “
                                                7. Anugrah Faturrahman sebagai “ Rahman “
Sinopsis                      :           Lily, seorang gadis yang tinggal bersama ayahnya, Pak Randy di sebuah rumah di tengah kota. Lily menjalin persahabatan dengan Chika. Namun, suatu hari terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan karena Lily harus pergi ke Jakarta. Lily harus berjuang dan mencari sahabat baru disana walaupun berat baginya untuk meninggalkan Chika.
Amanat                      :           Persahabatan yang terjadi dan dilakukan dengan hati yang tulus maka akan menghasilkan sahabat sejati yang hadirnya di dalam hati tidak akan pernah dapat tergantikan. Karena mencari sahabat sejati lebih susah daripada mencari 1000 musuh.





Sahabat Sejati
Pada hari itu, Lily dan Chika sedang mengerjakan pr fisika yang diberikan pak Rudy di rumah Chika.
Chika      : Ly, nomor enam rumusnya apa?
Lily          : Oh gini. Rumus untuk mengetahui banyaknya usaha yang dilakukan itu W=FxS
Chika      : Oh, makasih ya.
Lily        : Nah, sudahmi pekerjaanku. (melihat jam tangannya) Chika, pulangma dulu nah. Ka nabilang bapakku haruska pulang kalau jam lima sore mi.
Chika      : Oh, iyo padeng.
Lily        : Permisi ma padeng. Assalamu Alaikum.
Chika      : Waalaikumsalam.
Lily pun pulang ke rumahnya.
Lily        : Assalamu Alaikum. Pulangma.
Pak Randy: Oh, pulang mako nak. Masuk mako cepat. Ada mau bapak informasikanko.
Lily        : Apa bapak ? (sambil berjalan masuk ke dalam rumah)
Pak Randy: Duduk mako dulu.
Lily        : (duduk di sofa) Apa mau ki bilang ?
Pak Randy: Lusa, pindah rumahki di Jakarta.
Lily        : Apa ? Pindah rumah ? Tapi, kenapa haruski pindah rumah ?
Pak Randy: Kenapa kaget begituko ? Harusnya senangko karena mauki ke Jakarta. Bapak dimutasi kesana. Tidak mungkin disiniko sendiri tinggal karena tidak adami mama.
Lily        : Tidak mauja tinggalkangi Chika. Dia itu sahabat baikku. Tidak rela ka tinggalkangi. Belum tentu kalau di Jakarta dapatka sahabat sebaik dia.
Pak Randy: Harusko percaya. Tuhan menakdirkan kita ke Jakarta karena pasti disana ada suatu jalan yang Tuhan berikan kepada kita. Chika itu tidak sempurna. Dia itu juga manusia biasa. Masih banyak orang yang lebih baik daripada dia diluar sana yang mungkin nanti menjadi sahabatmu.
Lily        : Tapi, Pak. Bagaimana caraku sampaikanngi ke Chika bilang mauka pergi ? Baik saya maupun Chika, pasti tidak ada yang mau berpisah.
Pak Randy: Sampaikanmi saja sama Chika. Pasti nanti juga bisaji mengerti. Lagipula masih bisa jako berhubungan lewat hp atau e-mail.
Lily        : Iye padeng. Besokpi baru kutanyaki Chika bilang mauki pindah di Jakarta.
Pak Randy: Iya, bapak juga besok mau urus surat pindahmu di sekolah.
Lily        : Iye’.
Keesokan harinya pun, di sekolah Lily. Lily mengajak Chika ke kantin untuk berbicara.
Lily        : Chika, semua pertemuan itu pasti akan diakhiri dengan perpisahan.
Chika      : Kenapa bilang begituko ?
Lily        : Besok, pindahka ke Jakarta. Bapakku dimutasi kesana. Tapi tenang mako, tetap jaki berhubungan baik.
Chika      : Tapi, sampai kapanko disana ?
Lily        : Tidak kutauki juga. Tapi mungkin dalam waktu yang lama.
Chika      : Tapi benar-benarka tidak bisa berpisah sama kau.
Lily        : Tenang mako, tidak selamanya jaki akan berpisah. Disini kampung halamanku, pasti suatu saat nanti akan kembalija kesini. Oh, iya mauka juga bilang terima kasih karena selama ini jadi mako sahabat baikku. Mau mako jadi sahabatku, pengertian sama saya, dan minta maafka juga kalau punyaka salah ama kau. Sayangnya, tidak bisaka balaski kebaikanmu atau sekedar memberi tanda perpisahan.
Chika      : Tidak apa-apa ji. Menurutku, selama menjadiko sahabat terbaikku, itu setarami dengan tanda balasanmu sama saya.
Lily        : Kalau begitu, pulangma dulu nah. Mauka bereskangi barang-barangku untuk berangkat besok.
Chika      : Iya, mudah-mudahan selamat jako di jalan.
Keesokan harinya. Lily dan Pak Randy sudah sampai di Jakarta. Lily dan Pak Randy menuju ke suatu sekolah yang akan menjadi sekolah Lily. Setelah melunaskan pendaftaran, Lily pun menuju ke kelasnya.
Pak Aji    : Baiklah, anak-anak. Kalian kedatangan teman baru hari ini. Lily, silahkan masuk (memerintahkan Lily masuk ke kelas)
Lily        : Assalamu Alaikum.
Semua siswa: Waalaikumsalam.
Pak Aji    : Nah, Lily. Perkenalkan nama kamu.
Lily        : Perkenalkan nama saya Lilyah Bintang Sari. Teman-teman bisa memanggil saya Lily. Saya pindahan dari Makassar. Tujuan saya kesini adalah menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Semoga kalian semua senang sama saya. Terima kasih.
Pak Aji    : Terima kasih Lily. Sekarang kamu boleh duduk. Silahkan isi bangku kosong yang ada di samping Rahman.
Lily        : Terima kasih, Pak (sambil berjalan menuju ke bangku di dekat Rahman)
Pak Aji    : Anak-anak, kerjakan tugas matematika halaman 135.
Rahman  : Kamu pindahan dari Makassar, ya ? (sambil membuka halaman 135)
Lily        : Iya. Bantuin aku ya, supaya bisa akrab sama orang-orang yang disini.
Rahman  : Nggak dibantuin juga pasti kamu juga akan akrab sama mereka. Orang-orang disini baik-baik, kok. Kecuali.. Diana dan Syifia (melirik kearah Dinda dan Syifia)
Dinda     : Apa lo liat-liat ?
Rahman  : Gak apa-apa.
Tuh, kan. Kamu lihat sendiri. Baru dilihatin saja, aku sudah mau dimangsa    sama dia. Mereka itu jahat sama semua orang. Tasku saja dulu pernah dimasukin tikus sama mereka. Pokoknya mereka itu jahil banget. Tapi kamu tenang saja, akan lebih banyak orang yang mau jadi teman kamu daripada musuh kamu.
Lily        : Tapi, kalau mereka jahat, kenapa mereka gak pernah dihukum ? Lagi pula, memangnya siswa itu takut ya sama mereka ?
Rahman  : Waah.. Mereka itu hampir setiap hari dihukum. Semua siswa itu takut sama mereka karena ayahnya Dinda itu ketua yayasan disini.
Lily        : Oh, pantes.
Bel  tanda pulang berbunyi.
Pak Aji    : Nah, anak-anak. Tugas kalian halaman 135, kalian jadikan pr saja dan dikumpul besok.
Semua siswa: Baik, Pak.
Dinda     : Heh, anak baru (sambil menarik bahu Lily)
Syifia      : Lo itu nggak usah sok akrab deh sama semua orang. Lo itu cuma pindahan dari Makassar. Nggak pantes ama kita, anak kota Jakarta.
Rahman  : Kamu jangan gitu dong, Syif. Dia itu teman kita juga.
Syifia      : Kita ? Lo aja kali, gue gak.
Dinda     : Iya. Lagipula lo juga gak usah ikut campur.  Lo mau, tas elo kemasukan tikus lagi ?
Rahman  : Heh, gue itu gak takut sama lo.
Lily        : Udah, Man. Gak apa-apa kok kalau mereka benci sama aku. Aku juga gak rugi kalau dibenci mereka.
Rahman  : Tapi, Ly..
Lily        : Udah, gak apa-apa.
Dinda     : Aduh, udah deh. Yang jelas, gue ama Syifia cuma peringatin ke elo. Kalau elo gak mau punya masalah sama kita. Lo jangan sok kecakepan dan sok akrab sama setiap orang. Kalau elo berani sama kita, gue akan ngadu ke bokap gue buat ngeluarin elo dari sekolah.
Lily        : Tapi aku punya hak sama dengan kalian untuk melakukan hubungan baik sama setiap orang. Dan kamu (menunjuk Dinda) aku nggak takut sama kamu. Ayah kamu nggak bisa seenaknya mengeluarkan siswa yang punya masalah sama kamu. Hari gini masih ngadu, udah nggak jaman kali.
             Yuk, Man (menarik tangan Rahman) kita pergi dari sini. Daripada nanti tas kamu dimasukin tikus lagi, mending kita pergi aja. Yuk..
Lily pulang ke rumah barunya.
Lily        : Assalamu Alaikum. Bapak pulangma.
Pak Randy: Oh, pulang mako. Cepat mako masuk makan.
Lily        : Sebentarpi deh. Malaska ini gara-gara ada tadi siswi yang ancam di sekolah.
Pak Randy: Ancam bagaimana ?
Lily        : Hah, panjangi ceritana.
Pak Randy: Terus, dapat mako penggantinya Chika ?
Lily        : Chika itu tidak bisa digantikan.
Pak Randy: Maksud bapak, dapat mako sahabat baru disana ?
Lily        : Yah, mungkin. Namanya Rahman. Orangnya baik sekali sama saya.
Pak Randy: Nah, apa kata bapak. Pasti nanti akan dapat jako sahabat baru di Jakarta.
Lily        : Iya, tapi dapat juga musuh baru di Jakarta.
Pak Randy: Tuhan memang memberikan kita cobaan. Yang jelas haruski siap menjalani cobaan itu.
Lily        : Iye’ bapak. Lagipula, tidak akan takut ja juga sama dia. Sudahmi dulu padeng, maui dulu ku atur barang-barangku di kamar.
Keesokan harinya.
Lily        : Pagi, Rahman (ucapnya pada Rahman yang duduk di atas bangkunya)
Rahman  : Pagi juga. Kamu sudah kerjakan tugas matematikanya ? Nanti pak Aji akan memeriksa pekerjaan kita. Biasanya dia itu akan nyuruh kita ngerjainnya di papan tulis.
Lily        : Loh, biarin aja kalau Pak Aji nyuruh kita ngerjainnya di papan tulis. Lagipula, aku sudah mengerjakan tugas aku kok.
Rahman  : Oh, gitu.
Pak Aji    : (masuk kedalam kelas) Selamat pagi, anak-anak.
Semua siswa: Selamat pagi pak.
Pak Aji    : Anak-anak, kumpulkan tugas kalian yang kemarin saya berikan.
Semua siswa: Baik, Pak.
Pak Aji    : Siapa yang bisa mengerjakan soal nomor satu di papan ?
Ahh..  Kamu Dinda. Kerjakan soal nomor satu. Dari tadi bapak liat kamu cuma ngobrol terus.
Dinda     : Saya pak ?
Pak Aji    : Iya, kamu. Memangnya ada Dinda lain di kelas ini ?
Dinda     : (maju ke depan) Saya nggak bisa ngerjainnya pak.
Pak Aji    : Loh, terus kalau kamu nggak bisa ngerjainnya, bagaimana cara kamu mengerjakan tugas kamu ?
Lily        : Dia pasti nyontek pak.
Dinda     : Heh, sembarangan lo.
Lily        : Terus, apa kamu punya alasan lain yang cukup masuk akal ?
Dinda     : Ya, nggak sih.
Lily        : Ya udah, nggak usah menyela kalau emang gak punya alasan lain.
Pak Aji    : Sudah, sudah. Dengar semuanya, bila Dinda tidak dapat megerjakan soal di atas, maka kalian tidak boleh istirahat.
Rahman  : Loh, gak bisa gitu dong pak. Masa cuma Dinda yang gak bisa mengerjakan tugasnya, sampai-sampai kita semua gak bisa istirahat.
Pak Aji    : Itu teguran untuk kalian supaya hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Beberapa menit kemudian.
Pak Aji    : Dinda, kamu masih belum bisa menyelesaikan soal diatas ?
Dinda     : Nggak, Pak.
Pak Aji    : Kalau begitu, siapa yang bisa mengerjakan soal diatas ?
Lily        : Saya, Pak.
Pak Aji    : Kamu yakin bisa mengerjakannya, Lily ?
Lily        : Iya, pak. Saya yakin.
Pak Aji    : Baiklah, silahkan kamu mengerjakannya.
Lily        : Sudah selesai, Pak.
Pak Aji    : Bagus sekali. Nah, anak-anak berterima kasihlah kepada Lily. Berkat dia, kalian semua masih bisa istirahat. Terutama kamu Dinda, berkat dia bapak tidak jadi menghukum kamu.
Sepulang sekolah.
Dinda     : Ly, aku minta maaf sama kamu. Kalau bukan karena kamu, pasti tadi aku udah dimarahin sama Pak Aji.
Syifia      : Iya, Ly. Kita juga minta maaf atas kejadian kemarin waktu kita ngancam kamu.
Lily        : Udahlah, sebelum kalian minta maaf sama aku. Aku udah maafin kalian kok.
Dinda     : Kalau gitu, sekarang kita temenan dong.
Lily        : Ih, siapa bilang kita temen. Ada syaratnya. Syarat pertama, kamu harus minta maaf dulu sama semua orang yang udah kamu jahilin terutama Rahman. Dan syarat kedua, Rahman juga harus jadi sahabat kita. Biar bagaimanapun aku itu udah kenal banget sama Rahman.
Syifia      : Iya, Ly. Kita janji akan menyanggupi persyaratannya.
Dinda     : Dan kita juga nggak akan pernah ngejahilin siapapun lagi.
Lily        : Nah, gitu dong. Aku jadi senang akhirnya kalian bisa sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar